Menciptakan Lintas Koloni Burung Walet di Lokasi Asing (bukan Buruan, bukan Lintasan dan bukan Sentral)...

Sudah lazim bagi gedung-gedung walet yang berlokasikan di wilayah yang bukan BURUAN, bukan LINTASAN dan bukan SENTRAL akan mengalami KRISIS burung walet (sepi burung walet) dalam waktu yang sangat lama. Bahkan boleh dikatakan HANYA KEGAGALAN MAKSUD GEDUNG yang akan didapatkan oleh pemiliknya. Namun demikian anda tidak perlu khawatir akan hal-hal tersebut. Sebab saya sudah pernah mengalami derita dan pahit getirnya berada pada kondisi tersebut, yaitu di WILAYAH NANGABULIK (dekat JEMBATAN KUJAN) kabupaten LAMANDAU - PANGKALAN BUN. Untuk wilayah tersebut, SAYALAH ORANGNYA YANG MEMBURUNGKAN GEDUNG WALET PERTAMA KALI DAN PERTAMA KALI. Waktu itu belum ada satupun gedung walet yang beroperasi di daerah itu. Alasannya KARENA TIDAK ADANYA BURUNG WALET YANG MELINTAS, APALAGI BERBURU MAKANAN. JELAS WILAYAH INI BUKAN PULA SENTRAL (seperti sekarang ini). Gedung sudah terlanjur didirikan oleh adik saya, tapi sayang, tidak seekorpun terlihat adanya burung walet. Apa yang saya lakukan? Pertama-tama yang saya lakukan adalah membunyikan SUARA KRIYAW dengan volume suara sedang setiap hari. Yaitu pagi hari mulai jam 05.00 wib s/d 10.00 dan untuk sore hari mulai jam 15.00 s/d 18.30 yang disambung dengan suara panggil yang dimaksudkan untuk memasukkan burung walet jika ada. Hari pertama sampai hari ketiga, hati agak terhibur dengan adanya 1 (satu) ekor burung walet yang berputar-putar dan mendekati gedung. Pada senja harinya, ketika suara kriyaw berubah digantikan oleh suara panggil, burung yang seekor itupun masuk kedalam gedung. Tetapi sayangnya sehabis magrib burung tersebut keluar dari gedung dan terbang tinggi yang kemudian menghilang dikegelapan malam. Menghadapi keadaan ini, saya berusaha untuk membentuk AROMA DIDALAM GEDUNG, tetapi kemana saya harus mendapatkan kotoran walet, sementara di daerah tersebut belum ada gedung walet lain yang berdiri. Untuk itu saya memberanikan diri untuk merangkak dibawah JEMBATAN KUJAN untuk mengumpulkan sarang burung KALI ELANG/BURUNG LAYANG-LAYANG yang mengandung AROMA MIRIP KOTORAN BURUNG WALET. Kemudian saya letakkan kedalam gedung secara merata. Benar saja, esoknya burung walet yang seekor itupun mau BERMALAM/MENGINAP. Selama 4 malam sudah burung yang satu ini menginap, namun belum juga ada kawannya. Saya pikir kalau begini terus-terusan bisa jadi burung tersebut hilang karena merasa KESEPIAN. Malam hari itu juga saya mendatangi gedung GORSENI Nanga Bulik yang sudah lama tidak terpakai lagi, sehingga banyak burung layang-layang di tempat tersebut. Saya tangkap beberapa ekor, kemudian saya suntik dengan vormalin untuk diawetkan. Burung yang saya awetkan tersebut saya tempelkan di sirip dimana burung yang satu itu berdiam. Al hasil, ternyata burung walet seekor tersebut mendempeti burung layang-layang awetan itu. Kemudian setelah dua minggu berikutnya, barulah tampak ada 2 (dua) walet yang mengawani walet (situan rumah) mengitari gedung dan keduanya BERMALAM, maka jadi 3 (tiga) ekor. Setelah 2(dua) bulan jumlah burung yang menginap kurang lebih 23 (duapuluh tiga) ekor. Sejak saat itu pemakaian kriyaw tidak lagi setiap hari, yaitu hanya 3 hari dalam seminggu. Adapun SUARA KRIYAW yang saya maksudkan adalah.........